Perbandingan Next Label dengan Studio Rekaman Biasa

Perbedaan sound card standar dan sound card untuk digital recording :
soundcard untuk digital recording
Komponen paling utama yang merupakan jantung dari sebuah komputer digital recording adalah sebuah sound card. Fungsi utama dari komponen tersebut dapat dibagi atas tiga bagian penting, yaitu sebagai output device bagi digital audio, soft synth dan suara lainnya yang ada di komputer, sebagai interface MIDI, dan sebagai alat perekam suara dari luar kedalam komputer.

Sound card yang digunakan untuk komputer digital recording adalah tipe sound card yang memiliki kemampuan full duplex yang berarti bahwa anda dapat merekam sebuah track audio, sambil mendengarkan track audio lain yang telah direkam sebelumnya. Satu hal lain yang harus diperhatikan pada saat sound card untuk komputer digital recording adalah kemampuan SNR (signal to noise ratio) sound card tersebut. SNR merupakan ukuran kemampuan sound card untuk merekam suara dari luar, tanpa mengikutsertakan suara noise internal yang dimiliki komponen tersebut.

Tidak semua sound card memiliki kemampuan sama pada saat merekam digital audio. Elemen yang menentukan adalah kualitas akurasi ADC / DAC pada saat merekam dan memainkan audio, serta jumlah track yang dapat direkam oleh ADC secara serentak. Dari banyaknya jenis sound card di pasaran, sound card dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu : sound card standar, yang lebih cocok digunakan oleh konsumen umum serta sound card yang menjadi syarat komputer digital recording professional.


Sound card standar

Selain banyaknya sound card yang dijual dengan harga relatif murah seperti Creative Vibra 128 atau Yamaha OPL, pada saat ini hampir setiap PC motherboard memiliki sound card on-board yang telah terintegrasi pada motherboard. Sound card jenis ini termasuk dalam kategori sound card standar , yang didesain untuk meng-handle tugas umum multimedia seperti memainkan CD audio, file MP3, atau game. Meski demikian, sound card jenis inipun dapat merekam dan memainkan digital audio dan MIDI, walaupun dengan banyak keterbatasan.

Secara umum, karakteristik dari sound card standar adalah sebagai berikut:
  • Memiliki dua input (mic dan line-in) serta satu output. Biasanya input dan output ini stereo
  • Memiliki jacks input/output dengan ukuran 1/8 inch. Hal ini berarti komponen tersebut membutuhkan adapter, agar dapat dimasuki jacks ukuran ¼ inch yang menjadi ukuran standar jacks yang terdapat pada kabel alat musik seperti electric guitar, mic, keyboard dan lain-lain
  • Beberapa merk lama consumers sound card tidak dapat melakukan recording dan playback secara serentak. Card seperti ini disebut dengan half-duplex.
  • Memiliki kemampuan ADC/DAC maksimal 16-bit dengan sampling rate 44.1 KHz. (CD quality)
  • ADC/DAC terintegrasi didalam card ataupun chipset di motherboard (untuk consumer sound card jenis on-board)
  • Memiliki driver dengan versi MME atau WDM


Sound card untuk komputer digital recording

Sound card jenis inilah yang menjadi syarat utama untuk membangun sebuah komputer digital recording professional. Secara umum karakteristik professional sound card adalah sebagai berikut:

  • Memiliki multiple input juga output. Pada beberapa merk tertentu, memiliki input /output analog dan digital untuk digunakan oleh ADAT dan digital mixers.
  • Menyediakan jacks input/output berukuran ¼ inch (mono atau TRS), XLR atau RCA. Beberapa merk menyediakan pula digital inputs / outputs seperti S/PDIF dan ADAT.
  • Memiliki kemampuan merekam 16, 20, 22 atau 24-bit, dengan sampling rate mencapai 96 kHz.
  • Memiliki built-in effects processors seperti reverb, delay dan lain-lain. Hal ini dapat meringankan kerja dari processor di komputer.
  • Beberapa merk professional sound cards menyediakan sebuah “breakout box" yang merupakan kotak eksternal tempat ADC dan DAC berada. Dengan sistem ini, converter-converter tersebut akan terjaga dari suara noise yang dihasilkan oleh komponen-komponen yang berada didalam PC, seperti kipas, hard disk, dan sebagainya
  • Memiliki komponen ADC/DAC yang berkualitas tinggi. Hal ini dibutuhkan karena kualitas digital audio hasil rekaman akan sangat bergantung pada kualitas pembuatan konverter tersebut.
  • Memiliki driver yang mendukung ASIO, WDM, dan/atau MME. 

3 jenis driver sound card : MME, WDM dan ASIO :
Semua sound card memiliki driver masing-masing dengan versi yang terbagi atas tiga jenis yaitu jenis driver mme, wdm dan asio. Jenis - jenis driver sound card tersebut menjadi salah satu penentu tingkat latency yang dimiliki oleh sound card pada saat proses perekaman suara. Definisi latency sendiri adalah kecepatan respon dari sebuah sound card dalam mengkonversi suara analog menjadi biner. Semakin rendah tingkat latency dari sebuah sound card, berarti pula semakin cepat respon sound card tersebut pada saat merekam suara.


Jenis driver sound card MME (Multi Media Extension)

Jenis driver sound card mme merupakan driver untuk audio dan multimedia software yang dikembangkan sejak Windows 3.0 hingga Windows ME. Jenis driver sound card mme ini terbilang versi lama dan memiliki tingkat latency yang tinggi dan tidak didukung oleh operating system baru seperti Windows 2000, XP maupun Vista


Jenis driver sound card WDM (Windows Driver Model)

Jenis driver sound card wdm adalah pengembangan dari jenis driver sound card mme. Driver versi ini memiliki tingkat latency yang rendah, karena dapat berkomunikasi langsung dengan sound card ataupun digital audio software tanpa melalui audio streaming software yang dimiliki oleh operating system. Hingga saat ini jenis driver sound card wdm menjadi driver standar sound card terbaru, dan penggunaannya didukung oleh Windows 98 SE, ME, 2000, XP maupun Vista.


Jenis driver sound card ASIO

Dari ketiga versi driver, jenis driver sound card asio yang dikembangkan oleh Steinberg Media Technologies merupakan jenis driver sound card yang memiliki tingkat latency yang paling rendah. Hal ini membuat driver asio tersebut menjadi driver standard yang digunakan oleh sound card professional.


Spesifikasi komputer ideal untuk digital recording studio :
Sejak awal pembuatan blog hingga saat ini, semakin banyak e-mail yang masuk kedalam inbox saya dari pengunjung blog dengan pertanyaan tentang spesifikasi komputer yang dapat saya rekomendasikan sebagai komputer ideal untuk digital recording studio. Sejauh ini biasanya saya selalu berusaha untuk menjawab secara “diplomatis” dengan hanya menyebutkan panduan berdasarkan spesifikasi teknis, tanpa menyebutkan jenis dan merk tertentu. Hal ini sebenarnya disebabkan atas beberapa pertimbangan. Pertama: saya tidak bekerja di toko komputer. Dengan demikian, informasi update tentang produk-produk hardware maupun software terbaru tidak saya dapatkan secara regular, sehingga tidak fair rasanya untuk merekomendasikan sebuah produk tanpa mengetahui produk-produk baru yang mungkin saja memiliki teknologi yang lebih canggih. Kedua: kegiatan pekerjaan saya sehari-hari saat ini (yang selalu saja berkaitan dengan dead line yang mendesak :)) tidak mengizinkan saya untuk dapat ber-eksplorasi tanpa serta melakukan trial & error pada berbagai jenis software dan hardware baru maupun lama, sehingga lagi-lagi tidak fair rasanya untuk merekomendasikan sebuah produk tanpa mengekplorasi produk lain yang sejenis. Ketiga : konsep dari komputer ideal untuk digital audio recording studio sebenarnya sangat subjektif dan relatif terhadap definisi “ideal” dari masing-masing kebutuhan, serta maksud dan tujuan studio digital audio recording dibuat, juga seberapa serius proyek yang akan digarap. Keempat: hingga saat ini (sayangnya) saya tidak disponsori oleh produsen hardware ataupun software manapun sehingga sebenarnya saya enggan menjadi promoter gratis :).

Namun terlepas dari pertimbangan-pertimbangan yang masih ada di benak saya tersebut, belakangan ini saya merasa memiliki kewajiban moral untuk memaparkan secara spesifik merk dan jenis hardware untuk komputer digital audio recording ideal versi saya pribadi. Karena bagaimanapun, spesifikasi teknis saja memang dapat membuat orang menjadi miss direction, terutama para musisi yang baru masuk kedalam dunia digital recording dan tidak dibekali pengetahuan cukup mengenai hardware komputer.

Komputer digital audio recording ideal versi saya ini saya susun dengan berfokus pada harga yang tidak terlalu “melangit” namun tetap memiliki kecepatan serta kestabilan yang layak diandalkan sebagai sebuah komputer digital audio recording. Spesifikasi tersebut adalah sebagai berikut:


Casing komputer untuk digital recording studio
Pada proses kerjanya, komputer untuk digital recording studio merupakan komputer yang akan memiliki beban suhu panas yang sangat tinggi. Dengan demikian, anda harus memilih jenis casing yang memiliki ventilasi udara yang cukup bagi komponen-komponen didalamnya dan dilengkapi dengan beberapa cooling fan yang dapat meredam suhu secara maksimal namun tidak menimbulkan suara bising.
Casing dengan merk Antec P182SE saya rasa cukup dapat merepresentasikan kebutuhan casing komputer untuk digital audio recording studio tersebut. 3 buah cooling fan berukuran 120 mm ditambah 2 ruang extra yang disediakan untuk cooling fan tambahan, membuat anda dapat memiliki kombinasi 5 buah cooling fan, sehingga suhu panas berlebihan pada komputer digital audio recording studio dapat diredam secara maksimal. Selain itu, casing inipun memiliki konstruksi dinding yang terbuat dari 3 jenis material (steel, plastic dan stainless steel) dengan teknik special engineering untuk mengisolasi power supply agar tidak terimbas oleh panas yang dihasilkan motherboard.

Processor untuk komputer digital recording studio.
Dikebutuhan apapun, semakin tinggi kecepatan processor yang dimiliki oleh komputer berarti semakin efektif pekerjaan yang dapat anda lakukan. Hal ini berlaku pula pada komputer digital recording studio. Semakin tinggi kecepatan processor yang dimilikinya akan membuat proses recording, editing, mixing dan mastering semakin efektif. Namun jika saya harus memilih berdasarkan kebutuhan standar recording, menurut saya, processor Intel Core2 Quad 2,66 GHz sudah sangat layak menjadi processor untuk komputer digital recording studio.

Motherboard untuk komputer digital recording studio.
Dikarenakan processor yang digunakan adalah processor bermerk Intel, maka saya lebih senang menyandingkannya dengan motherboard bermerk Intel pula, minimal Intel seri BLKDG33FBC. Seri motherboard ini memiliki spesifikasi FSB 1066Mhz, memori maksimum 8 Gb, dilengkapi dengan 3 slot PCI, 3 slot PCI-ex 1X dan 1 slot PCI-ex 16X.

Hard disk untuk komputer digital recording studio
Pada komputer digital recording studio, kecepatan maksimum yang dimiliki hard disk ketika menerima data yang ditransfer kedalamnya, memiliki peran yang sama penting dengan besarnya kapasitas penyimpanan yang dimiliki oleh hard disk tersebut. Dengan demikian, menurut saya, hard disk SATA bermerk Hitachi dengan kecepatan transfer 3 Gb/second cukup dapat diandalkan untuk menerima transfer data secara cepat tanpa panas yang berlebih.
Sebagai tips, umumnya komputer digital recording studio memiliki minimal dua buah hard disk. Satu buah difungsikan sebagai tempat system operasi dan software digital recording diinstalkan (diistilahkan sebagai system storage), sementara yang lain difungsikan sebagai penyimpan data rekaman (data storage). Berdasar pembedaan fungsi tersebut, memiliki hard disk dengan kapasitas 320 Gb sebagai system storage serta hard disk 1 Tb sebagai data storage akan membuat anda lebih leluasa untuk menginstalkan banyak software digital recording ditambah plug ins-plug ins terkait dan menyimpan data rekaman dengan jumlah yang cukup banyak.


VGA Card dan Monitor untuk komputer digital recording studio
Pada proses produksi di studio digital recording, umumnya sound engineer akan lebih leluasa mengerjakan pekerjaannya jika didukung oleh dua layar monitor yang cukup besar. Demi keperluan tersebut, VGA Card yang memiliki 2 buah output seperti VGA card merk Diamond dengan dua buah DVI Output, dapat dikoneksikan dengan dua buah DVI monitor 20 inch, seperti NEC DVI Monitors ataupun merk lainnya.


Spesifikasi komponen hardware lain untuk komputer digital recording studio
Sound Card : Digidesign Digi 003 Factory Pro Tools LE Workstation
Power Supply : Antec Neo Power NeoHE 550 (550 watts)
Cooling Fan untuk processor : Vigor Gaming CLT M2I 92 mm Thermal Electric Cooler
RAM : Kingstone 4 Gb yang telah dilengkapi dengan heat spreader
DVD RW : LiteOn


Satu hal yang harus saya jelaskan, spesifikasi diatas berdasarkan hasil jalan-jalan saya ke toko komputer sekitar tahun 2010. Dengan demikian saya tidak mengetahui secara pasti apakah spesifikasi tersebut masih tersedia pada saat ini, atau bahkan telah mengalami upgrade yang jauh lebih baik. Jadi anda mungkin terpaksa harus membuat penyesuaian disana sini., but I hope you understand the main idea :)


Mengenal jenis-jenis mikrofon dalam perekaman suara :
Mic condenser merupakan komponen elektronik yang menyimpan energi dalam medan elektrostatik, microphone jenis ini juga merupakan transducer yang menggunakan bahan dasar kapasitor yang berfunsi mengubah energi akustik menjadi energi listrik. Jenis microphone ini bayak banyak digunakan baik untuk keperluan live maupun recording.
Perlu anda ketahui dipasaran saat ini ada berbagai macam jenis-jenis microphone, salah satunya adalah microphone jenis condenser atau kondensor. Diartikel ini naknus tidak akan membahas tentang kesemua jenis microphone yang ada, akan tetapi naknus cuman membahas tentang seputar mic condenser. Jadi jika anda ingin memperdalam pengetahuan anda tentang microphone harap bersabar menunggu artikel-artikel berikutnya, atau search aja di oksida.com ini, siapa tahu saya sudah menulis tentang keberadaan microphone jenis lainnya. Jaman dulu orang menggunakan istilah bahasa condenser (kondensor) sama juga dengan capacitor (kapasitor) akan tetapi dalam perkembangan waktunya orang sering menyebut mic ini dengan nama mic condenser.  Microphone condenser atau mikrofon kondensor pertama kali ditemukan oleh EC Wente di Bell Labs pada tahun 1916, mereka menyebut microphone capacitor / kapasitor atau microphone electrostatic / elektrostatik.
Dalam pengoperasian mic condenser, jenis mic ini memerlukan suber daya baterai atau sumber daya eksternal phantom power agar microphone bisa beroperasi. Gampangannya mic ini harus menggunakan penguat atau preamp sebelum dicolok ke ampli atau alat lainya. Coba anda search artikel saya sebelumnya tentan ‘phantom power’. Nah diartikel tersebut naknus terangkan contoh alat yang bisa digunakan untuk mengoperasikan mic condenser.  Penggunaan mic condenser memerlukan konsumsi tenaga listrik, tenaganya bisa berasal dari baterai yang diletakkan dalam mic tersebut (harus diganti jika habis baterai) ataupun dari tenaga listrik eksternal (sampai 48 V, yang biasa disalurkan lewat kabel microphone). Akan tetapi beberapa jenis mikrofon kondenser buatan Eropa memakai sistem berbeda yang disebut tenaga “A-B” atau “T” yang tidak kompatibel dengan phantom power (untuk jenis ini kita harus berkonsultasi atau mempelajari manualnya, jadi bisa memilih mixer yang tepat yang mensupport jenis mic tersebut). Mic condenser menghasilkan sinyal audio yang lebih kuat dibandingkan dengan model mic dynamic. Mic condenser ini juga sanagat responsif dan sensitif dan sangat baik bekerja di high-volume, karena kesensitifannya tadi maka mic ini rentan terhadap distorsi.
Cara kerja microphone condenser
Dalam mic ini terdapat kapasitor yang terdiri dari dua keping plat atau piringan yang keduanya mempunyai voltage atau tegangan. Salah satu dari plat tersebut terbuat dari materi yang sangat ringan yang bertindak sebagai diafragma dan sensitif dengan gelombang suara. Diafragma tersebut akan bergetar jika ada gelombag suara yang datang. Fungsinya adalah dengan merubah jarak antara dua plat tersebut maka akan merubah kapasitinya, jadi disaat plat bergetar maka hal yang terjadi adalah mula-mula plat akan berdekatan yang mengakibatkan kapasitas akan meningkat dan merubah voltasi muatan arus, kemudian sebaliknya plat akan menjauh yang mengakibatkan kapasitasnya menurun yang mengakibatkan voltasi juga berubah.
cara kerja mic condenser
cara kerja mic condenser
Sering timbul pertanyaan, “mic merk apa yang paling bagus?”. Dari hal yang naknus cermati pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang sering dilontarkan oleh orang, disini naknus tidak bisa menjawab secara rinci, saya sarankan agar anda meramaikan forum yang saya buat. Silahkan ke oksida.com/forum (bukan pelit kasih jawaban, cuman agar forum jadi aktif bos… he..he..). Sedangkan contoh-contoh mic condenser sebaiknya digoogeling aja, karena tiap saat pabrik menciptakan produk baru.
Microphone electret condenser
diagram mic electret condenser
diagram mic electret condenser
Mic electret condenser merupakan jenis mic condenser juga yang menggunakan kapasitor sebagai elemen dasarnya. Cuman perbedaannya mic electret condenser menggunakan jenis kapasitor khusus yang mempunyai tegangan permanen yang dibikin saat pembikinan dipabriknya.
Bahan dasarnya semacam magnet permanen yang dalam hal ini tidak perlu menggunakan eksternal power untuk mengoperasikannya. Akan tetapi jika anda membeli mic electret condenser yang bagus biasanya menyertakan pre-amplifier dalam satu paket. Kesimpulannya selain perbedaan yang naknus utarakan diatar, sebuah mic electret condenser penjelasannya sama dengan mic condenser secara normal. Dan untuk contoh-contoh dari mic electret condenser yang ada dipasaran, silahkan anda googeling aja agar lebih jelas dan lebih detail, apalagi tiap saat selalu diciptakan mic baru.
Mic kondenser yang ada dipasaran rata-rata merupakan mic profesional, tahu sendiri bos.. untuk mic profesional harganya ngak ramah dikantong bahkan ada yang harganya sampai puluhan juta, ditanggung sariawan jika rakyat jelata mau ngikutin selera profesional. Maka saran saya jika ingin memiliki sebuah mic condenser, anda harus pintar dalam memilih sebelum membeli, tanyakan pada pakar dan kenali karakter mic-nya, jadi untuk keperluan apa mic itu dibeli maka pas anda beli ditoko anda tepat memilih mic tersebut.


 
Memilih speaker monitor untuk studio rekaman :
Hampir semua studio recording professional memiliki sepasang speaker monitor yang terdiri atas dua tipe, yaitu speaker monitor near-field dan speaker monitor ruangan (room monitor). Kedua tipe speaker monitor tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing namun dapat saling melengkapi.

Speaker monitor Near-Fields

Setiap ruangan akan memiliki pengaruh yang berbeda-beda pada warna suara yang dihasilkannya. Ukuran, material dan bentuk ruangan akan memberikan warna tersendiri pada suara yang terdengar di ruangan tersebut. Hal ini merupakan alasan pertama mengapa tipe speaker monitor near-field harus digunakan di studio rekaman. Tipe speaker monitor tersebut dapat memberikan gambaran yang akurat pada studio engineer tentang hasil rekaman, tanpa dipengaruhi oleh efek dari ruangan dimana dia sedang bekerja.

Alasan kedua mengapa speaker monitor near fields dibutuhkan di studio rekaman adalah karena setiap gelombang suara memerlukan ruang dan waktu untuk dapat berkembang sehingga mencapai bentuk sempurna. Nada bass yang rendah dapat memiliki panjang gelombang sejauh beberapa meter, sehingga pada ruangan yang berukuran kecil tanpa bass traps nada tersebut akan menimbulkan gema. Dengan dipasangnya speaker monitor near-fields didekat telinga engineers, maka nada rendah tersebut tidak diberikan waktu dan ruang untuk berkembang dengan benar.

Menggunakan speaker monitor near-field plus sub woofer yang terpisah merupakan salah satu alternatif yang biasa dilakukan di studio rekaman. Sub woofer dapat ditempatkan agak jauh agar dapat memberi ruang dan waktu bagi gelombang nada rendah untuk berkembang sempurna, namun efek dari ruangan tetap tereduksi dikarenakan speaker monitor near field berada dekat dengan telinga engineer.

Power amplifier yang digunakan pada speaker monitor memiliki peran yang juga penting. Beberapa merk speaker monitor sengaja tidak menggunakan power amplifier yang berkualitas baik, agar dapat dijual dengan harga terjangkau. Banyak studio professional menggunakan power amplifier yang terpisah, karena selain membuatnya leluasa menentukan merk dan kualitas power amplifier, juga dapat digunakan untuk speaker monitor near-fields dan room monitor sekaligus.
Pada saat memilih jenis speaker monitor near-field, beberapa hal yang biasanya dijadikan acuan adalah:
  • Memiliki frekuensi mid range yang bening (80% kualitas suara berada pada frekuensi tersebut).
  • Memiliki frekuensi top end yang kering dan halus, sehingga nyaman didengar pada saat mendengarkan lagu dengan durasi yang panjang.
  • Memiliki frekuensi bottom end yang rata.
  • Memiliki frequency range yang seimbang.

Speaker monitor ruangan ( room monitor )

Speaker monitor ruangan merupakan tipe speaker monitor yang digunakan untuk meng- cover kelemahan speaker monitor near-fields. Berdasar keterangan sebelumnya bahwa nada bass membutuhkan ruang dan waktu untuk berkembang, maka speaker monitor ruangan selalu diletakkan lebih jauh dari posisi sound engineer. Tentunya control room studio tempat engineer bekerja sudah harus memiliki bass traps dengan konfigurasi yang benar agar room monitor bekerja secara sempurna.

Sepasang speaker room monitor harus dapat memperdengarkan nada bass serendah mungkin tanpa membuatnya bergemuruh dan memiliki suara mirip dengan hi-fi sound system yang berkualitas sangat baik, agar dapat memperdengarkan gambaran hasil akhir pada proses rekaman.


Focusrite Saffire 6 US :




Soundcard atau Audio interface adalah salah satu perlengkapan utama yang dibutuhkan untuk keperluan perekaman audio secara digital. Seperti yang sudah saya bahas pada artikel-artikel sebelumnya, walaupun komputer atau laptop sudah memiliki soundcard bawaan (onboard), namun soundcard tersebut tentunya tidak memiliki kualitas yang baik dalam hal merekam audio secara digital.

Beberapa kekurangan soundcard bawaan atau onboard adalah
  1. Kualitas untuk merekam suara kurang bagus, banyak nya noise yang sudah pasti mengalahkan suara yang ingin anda rekam. biasanya soundcard onboard hanya bisa merekam maksimal 16bit), coba saja dibandingkan dengan soundcard yang memang di tujukan untuk spesialis rekaman yang bisa merekam maksimal 24bit bahkan 32bit!. sample rate? biasa nya soundcard onboard mempunyai sampling rate yang kecil, 44,1Khz, walaupun ada yang lebih seperti 48Khz namun tetap saja soundcard tersebut tidak disarankan untuk dipakai rekaman) 
  2. Latency, atau beberapa orang menyebutnya delay. walaupun bisa di akali dengan driver ASIO4ALL namun tetap saja masih terasa latencynya. 
  3. Koneksi masih menggunakan jack 3,5mm Sedangkan instrumen musik pakai jack 1/4 atau kabel XLR atau kabel TRS.walaupun bisa diakali dengan extention, namun belum tentu extention tersebut malah membantu, bisa saja malah membuat hasil rekaman anda semakin tidak bagus. 
  4. Kualitas AD/DA converter yang tidak di peruntukan untuk rekaman professional

Yup, mau tidak mau apabila anda ingin merekam audio agar memiliki kualitas yang baik, tentunya anda harus memakai SoundCard atau Audio Interface khusus yang benar-benar diperuntukan untuk merekam audio secara digital.

Oke, dalam artikel ini, saya ingin mengenalkan salah satu Soundcard atau Audio Interface dari Focusrite, yaitu Focusrite Saffire 6 USB.

Kenapa harus Focusrite? Focusrite adalah produsen perlengkapan audio yang berasal negara Inggris. Focusrite sudah 30 tahun bergerak dibidang pre amp dan dikenal karena membuat terkesan banyak produser musik dengan berbagai produk preamp berkualitas tinggi.
Overview
Focusrite Saffire 6 USB adalah salah satu Audio Interface atau SoundCard yang dibuat oleh Focusrite. Focusrite Saffire 6 USB memiliki 2 channel input dan 4 channel output (2in / 4out)  dan memakai koneksi USB. Dengan kabel usb yang sudah include atau masuk kedalam paket penjualannya, Focusrite Saffire 6 USB bisa anda gunakan secara mudah instan yaitu langsung mengkoneksikan ke port USB yang tersedia pada komputer ataupun laptop, jadi tinggal colok, dan siap untuk rekaman :D

Ada 2 (dua) port combo yang bisa digunakan, yaitu jack ¼ TRS/TS atau pun XLR yang memiliki Preamp (jadi didalamnya sudah build in preamp!) tanpa membutuhkan DI Box. Port ini juga dapat mengaktifkan phantom power, pad, ataupun mode instrumen (dengan menekan tombol aktivasinya). hal ini tentu saja dapat memangkas budget anda karna anda tidak perlu membeli terpisah pre amp dengan phantom powernya yang dibutuhkan jika anda menggunkan microphone condenser. So pasti... hemat beib :p

Saffire 6 USB Front Panel (atas) & Saffire 6 USB Rear Connections (bawah)

Focusrite Saffire 6 USB juga mempunyai port MIDI in dan juga Midi out yang tentu saja memudahkan anda untuk merekam (virtual instrument) secara instan dimana saja. Jadi bagi anda yang memiliki MIDI Controller, sudah pasti Soundcard atau Audio Interface ini bisa di ajak untuk manggung.. Bayangkan, tinggal bawa laptop, soundcard Focusrite Saffire 6 USB, dan MIDI Controller anda, anda bisa memakai berbagai virtual instrument maupun sample untuk keperluan panggung anda... terlebih lagi karena outputnya yang 4 channel, anda bisa berkreasi untuk mem"play" sample atau virtuall intrument anda pada masing-masing channel.. mantab!

Key features
Two award-winning Focusrite preamps
Focusrite Saffire 6 USB adalah salah satu Audio Interface di kelasnya (dengan harga yang sama dengan produk merek lain). Terlebih lagi karena didalam soundcard atau audio interface ini, anda dapat menemukan preamp asli dari Focusrite yang terkenal karena "award-winning" dalam dunia per-preamp-an.
Ultra-reliable and easy to set up
Baru ingin memasuki dunia perekaman Audio? Jangan khawatir.. karena memakai Focusrite Saffire 6 USB ini sangatlah mudah! jadi anda tinggal berkosentrasi dengan audio yang ingin anda rekam dan playing back nya. Dan tentu saja Focusrite Saffire 6 USB ini termasuk kedalam "USB Mobile Audio Interface" atau bisa digunakan dimana saja, termasuk disaat diatas panggung :O

High-quality 24-bit USB interface
Bit rate standart minimal untuk perekaman audio saat ini adalah 24bit, jadi dengan Focusrite Saffire 6 USB anda sudah dapat merekam audio atau lagu anda dengan kualitas professional yang siap untuk di mixing dan mastering dan packaging layaknya standart industri musik saat ini.

Ready for DJs
Disk Jockey Player? Sudah tentu Focusrite Saffire 6 USB bisa digunakan untuk anda yang berprofessi sebagai DJ Player. Dengan 4 RCA output, Headphone output yang memiliki kualitas high level dan class-leading digital converter performance membuat Focusrite Saffire 6 USB sangat ideal sebagai interface untuk Laptop DJ.


Xcite+ Software Bundle
Di dalam paket penjualan Focusrite Saffire 6 USB anda akan diberi software soft-synth beserta Ableton Live Lite 8 dan berbagai royalty-free loops dan samples. Mantab!


Focusrite VST/AU Plug-in Suite, for use in the mix
Tidak cukup dengan software, loops dan sample yang diberikan diatas? Di dalam paket penjualan Focusrite Saffire 6 USB anda juga akan mendapatkan berbagai plugins untuk mixing! Focusrite Compression, Reverb, Gating and EQ VST/AU plug-ins.

2 komentar:

  1. thank info nya.... yupz tp rasanya saya pernah baca artikel ini di blog lain

    BalasHapus
  2. Blog ini sudah tidak aktif, Silahkan hubungi admin 24 Jam :

    Contact Person NEXT LABEL RECORDS (Studio Rekaman) :

    Phone/WhatsApp : 083875239222
    BBM Pin : 219E0F2F
    Facebook : www.facebook.com/next.label.jakarta
    Facebook : www.facebook.com/nl.records
    Twitter :@nextlabelrecord
    Soundcloud : soundcloud.com/nl-records

    BalasHapus